pemasangan kateter

Stikes Dian Husada
PEMASANGAN KATETER
Tujuan Umum . Mahasiswa mampu melakukan latihan pemasangan kateter kepada boneka peraga 'I'ujuan Khusus : Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu : 1 Menyebutkan pengertian dari kateterisasi urinarius 2 Menyebutkan tujuan dari pemasangan kateter 3 Menyebutkan alat - alat yang diperlukan dalam pemasangan kateter 4 Mendemonstrasikan pemasangan kateter kcpnda boneka peraga Pengertian Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin ( Perry & Potter 1997 ). "tindakan kateterisasi dapat menyebabkan infeksi nosokomial, oleh karena itu sedapat mungkin, tindakan kateterisasi dihindarkan, kecuali bila sangat diperlukan, dan harus menggunakan teknik yang tepat. Bila melakukan kateterisasi kita harus mcmpunyai pengetahuan dasar tcntang sistem urinarius bagian bawah, yaitu : 1. Kandung kemih secara normal merupakan kantong yang steril 2. Sphingter urethra bagian luar tidak steril 3. Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri, dapat mengosongkan urine sendiri secara teratur dan mempertahankan keasaman lingkungannya, yang bersifat anti bacterial yang dapat membantu kandung kemih tetap steril dan mencegah terjadinya infeksi 4. Kuman pathogen yang masuk ke dalam urethra dapat menyebabkan infeksi kandung kemih dan ginjal 1
Stikes Dian Husada 5. Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi kecuali ada cedera. Pasien yang mempunyai daya tahan yang rendah akibat suatu penyakit atau stress yang berat merupakan predisposisi untuk infeksi saluran kencing. Bahaya yang dapat terjadi pada waktu melakukan kateterisasi adalah trauma, infeksi, dan sepsis ( Kozier, Erb, & Oliveri 1996 ). Pria memiliki resiko trauma dan infeksi yang lebih besar karena mempunyai urethra yang panjang. Suatu benda yang di dorong melalui penyempitan atau saluran yang tidak benar dapat menyebabkan kerusakan yang serius dari uretra. Pada wanita walaupun urethranya lebih pendek, apabila mendorong kateter melalui urethra yang sempit akan menimbulkan trauma. Selaput mukosa yang terdapat pada permukaan saluran urethra akan mengalami kerusakan akibat pemasukan kateter dan bakteri dapat masuk ke dalam kandung kemih melalui saluran kateter ataupun melalui ruang kateter dan dinding urethra. Indikasi tindakan kateterisasi : 1. Mengatasi retensi urine 2. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat 3. Untuk memperoleh bahan urine steril 4. Mengukur jumlah residu dalam kandung kemih 5. Memperoleh bahan urin bila tidak dapat ditampung dengan cara yang lain: menampung urin agar tidak terkontarninasi pada wanita yang sedang menstruasi; atau pada klien yang mengalami masalah inkontinensia urin 6. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan sebelum suatu pemeriksaan diagnostic 7. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan kandung kemih , yang digunakan bila pasien mengalami sakit yang akut, sakit yang hebat atau terbatas pergerakan atau tidak sadar akan lingkungan 1
Stikes Dian Husada 8. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan penyembuhan luka pengobatan beberapa infeksi dan operasi suatu organ dari sistem urinarius dimana kandung kemih tidak boleh tegang sehingga menekan struktur yang lain 9. Menjaga agar pasien yang inkontinen tetap kering pada daerah perineum, agar kulit tetap utuh dan tidak infeksi 10.Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kcmih secara normal Tipe Kateter : A. Nelaton kateter /" Straight catheter " / kateter sementara B. Folley catheter /" Indwelling catheter " / kateter tetap Folley catheter terbuat dari terbuat dari karet atau plastic yang mempunyai cabang 2 atau 3 ( yang terdapat satu balon yang dapat mengembang oleh air atau udara untuk mengamankan / menahan ujung kateter dalam kandung kemih, cabang yang lainnya untuk mengalirkan urin dari kandung kemih, cabang yang lainnya untuk mengalirkan urin dari kandung kemih dan itu dapat disambung dengan tabung tertutup dari kantong / urine bag ). Sedangkan pada kateter cabang 3, cabang yang ketiga digunakan untuk disambung ke irigasi dengan demikian cairan irigasi yang steril dapat masuk ke kandung kemih dan tercampur dengan urine dan akan keluar ke urine bag Ukuran kateter : Wanita dewasa Laki - laki dewasa Anak - anak Ukuran kateter : Panjang uretra ( cm ) Kateter no. 14 / 16 Kateter no. 18 / 20 Kateter no. 8 / 10 Wanita 3,7-7 1 Pria 13 - 20
Stikes Dian Husada Kateter yang masuk Yang diberi jelly 5-7,5 3-4 15-2,5 5-7,5
Persiapan alat - alat : 1. Set kateter 2. Urine bag 3. Sarung tangan steril 4. Set bengkok + pinset steril 5. Kapas + cairan sublimate 6. Jelly 7. Plester 8. Spuit + aqua steril 9. Alas / perlak alas 10.Handuk kecil + Waskom isi air hanga + sabun 11.Sampiran 12. Lampu 13. Perban
Stikes Dian Husada
FORMAT PEMASANGAN KATETER
N o A. 1 2 KEGIATAN 1 2 3
Pengkajian Kaji klien dan cek instruksi dokter Tentukan apakah menggunakan indwelling kateter atau straight kateter 3 Kaji kebutuhan untuk pengumpulan urine B. Perencanaan 1 Mencuci tangan 2 Memilih tipe dan ukuran kateter yang spesifik 3 Mengumpulkan alat - alat yang tepat C Implementasi 1 Perkusi dan palpasi kandung kemih untuk mengkaji adanya retensi urine 2 Persiapkan klien : • Identifikasi klien • Jelaskan prosedur kepada klien • Tarik tirai tempat tidur dan atur posisi a Pasien anak atau pasien sadar butuh bantuan b Pasien dewasa / wanita : posisi dorsala recumbent dengan lutut flexi 3 c Pasien dewasa / laki - laki : posisi supine dengan kaki abduksi 4 Cuci area genital - perineal dengan air hangat dan sabun Keringkan Persiapan alat : 5 • Persiapan urine bag 6 • Pasang perlak / alas pada klien 7 • Sediakan spuit isi aquadest 1
Stikes Dian Husada N o 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 D. 1 2 E KEGIATAN Pasang sarung tangan Lakukan VulVa hygiene atau perineal hygiene Buka set kateter dan berikan jelly di ujung kateter Masukan kateter sampai urine mengalir Ketika urine mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominan dari labia atau dari penis ke kateter ,2 cm dari meatus untuk menahan kateter agar tidak terdorong keluar Tangan dorninan menghubungkan ujung kateter ke urine bag Jika menggunakan indwelling kateter , isi balon kemudian tarik kateter kira-kira 2,5 cm Lepas sarung tangan steril Plester kateter Pria: ke abdomen bagian bawah Wanita: ke arah paha Bantu pasien pada posisi yang nyaman Kumpulkan dan buang alat - alat yang sekali pakai, bersihkan alat - alat yang bukan sekali pakai Cuci tangan Evaluasi Indwelling kateter masuk secara benar, straight masuk dan dilepas tanpa menimbulkan rasa sakit Pasien nyaman Dokumentasi Tanggal dan waktu, tipe dan ukuran kateter, spesimen/ bahan urine yang didapatkan, jumlah urine, deskripsi urine, respon terhadap prosedur 1 1 2 3
Stikes Dian Husada
Keterangan : 1 : dilakukan sendiri 2 : tidak dilakukan 3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan Mengetahui Kepala Laboratorium Mojokerto, 2008 Penanggung jawab
Stikes Dian Husada
PEMBERSIHAN COLON DAN PEMBERIAN OBATOBATAN MELALUI ANUS
Beberapa macam : a. Huknah pembersih • Huknah rendah • Huknah tinggi a. Huknah perangsang : Huknah gliserin b. Huknah retensi : Huknah pengobatan Huknah makanan Pengertian : Huknah adalah memasukkan cairan kedalam poros usus melalui pelepasan atau anus dengan menggunakan irigator atau semprit gliserin_ Menggunakan cairan : 1. Air hangat 2. Air sabun hangat 15 gram dalam 1 liter 3. Larutan obat-obatan ( Dermatal, yatreen, garam bismuth ) 4. Larutan glukosa 5% atau NaCI 0,9 % Huknah pembersih : Ada dua macam : l. Huknah rendah 2.Huknah tinggi Huknah rendah : Tujuan : 1. Untuk merangsang peristaltik colon, supaya dapat buang air besar 2. Untuk membersihkan colon desenden Indikasi : 2
Stikes Dian Husada 1. Pada pasien obstipasi 2. Pada penderita sebelum dilakukan operasi 3. Pada penderita sebelum rectoscopy 4. Pada penderita sebelum pemeriksaan ronten tertentu 5. Penderita sebelum diberi huknah retensi Persiapan alat : 1. Irigator 2. Pipa karet 3. Rectal kanule 4. Air sabun hangat 5. Bengkok dua 6. Pengalas dan perlak 7. Vaselin 8. Salastop 9. Alat-alat untuk BAB • Yang perlu diperhatikan : a. Perhatikan keadaan umum pasien b. Perhatikan apakah jalannya cairan lancar c. Apakah huknah berhasil atau tidak • Perbedaan huknah rendah dan huknah tinggi :
A.
Huknah rendah: – Banyaknya cairan : ½ -1 liter – Tinggi irrigator : 25 - 30 cm – Posisi : miring kiri B. Huknah tinggi : ○ Banyaknya cairan : I - 2 liter. ○ tinggi irrigator :50 - 75 cm ○ Posisi : Miring kekanan
HUKNAH PERANGSANG ATAU SEMPRIT GLYSERIN.
Pengertian : Memasukkan sejumlah cairan glyserin biasanya dicampur dengan 1
Stikes Dian Husada minyak dengan perbandingan 1 : 1 ke dalam rectum melalui anus. Tujuan : a. Merangsang peristaltik usus. b. Melicinkan feses. c. Supaya pasien dapat BAB d. Memberi perasaan tenang dan senang pada pasien. Indikasi : a. penderita obstipasi b. untuk pemeriksaan Persiapan alat-alat : a. semprit gliserin b. bengkok c. alas dan kain pengalas d. mangkok berisi gliserin : • untuk orang dewasa : 15-20 cc • untuk anak-anak : 10 cc a. alat-alat untuk BAB Memberikan huknah tinggi Tujuan : Untuk membersihkan colon desenden, colon transversum dan colon ascenden dari feses. Indikasi : 1. penderita yang akan di operasi 2. penderita yang akan dilakukan rontgen terutama daerah abdomen dan colon Persiapan alat-alat : 1. sama seperti diatas 2. cairan sabun hangat 1,5 – 2 liter 3. darm canule Pelaksanaan : no

sonde

PIPA LAMBUNG, PEMASANGAN DAN PERAWATANNYA

Tujuan : Pemasangan pipa lambung

adalah : untuk mengkaji fungsi dan isi dari lambung serta untuk mengkaji fungsi hati dan isi dari lambung serta untuk dekompresi saluran cerna bagian atas.

Indikasi :

1 Pendarahan saluran cerna bagian atas

2 Trauma abdomen

3 Obstruksi ileus

4 Pemberian obat atau nutrisi

5 Mencegah aspirasi pada pasien yang di intubasi

6 Laparotomi

Kontra indikasi :

1. Trauma basis kranial

2. Pasien yang menjalani operasi pada esophagus atau gaster Penyulit :

1. Langsung • Epistaxis • Masuk ke saluran nafas • Aritmia • Muntah

1. Tak langsung : • Sinusitis • spirasi karena sphinter esophagus tak dapat menutup

Persiapan :

1. Pipa lambung nomornya disesuaikan dengan kebutuhan, kalau hanya untuk nutrisi pakai ukuran kecil

2. Semprit 50 cc untuk irigasi

1. Larutan PZ atau air untuk irigasi

2. Jelly

3. Stetoskop


4. Mesin suction

5. Plaster

6. Bengkok

Prosedur :

1. Posisi pasien semi fowler, kepala sedikit fleksi

2. Beritahu pada pasien

3. Ukur panjang pipa lambung yang akan dimasukkan dengan cara ujung pipa di tempatkan di telinga, ulur sampai ke lubang hidung pada sisi yang sama kemudian tarunkan mencapai xypoid. Beri tanda batas tersebut

4. Beri pelicin jelly jangan terlalu banyak

5. Masukkan pipa secara halus melalui salah satu lubang hidung

6. Setelah masuk ke rongga pharyng, pasien di suruh melakukan gerakan seperti menelan, kalau perlu di bantu dengan pemberian air dengan sendok sedikit - sedikit

7. Masukkan pipa sampai batas yang telah di tentukan

8. Bila pasien batuk -batuk atau sesak segera cabut

1. Untuk memastikan letak :

aspirasi isi lambung atau beri udara dengan syringe dan dengarkan dengan stetoskop di daerah epigastrium

2. Fiksasi ( ada beberapa teknik fiksasi )

3. Hubungkan dengan drain bag atau suction tekanan rendah, posisi bag harus selalu lebih rendah dari lambung

Perawatan :

1. Periksa batas tiap kali pergantian jaga

2. Jaga supaya jangan buntu

3. Perhatikan jumlah dan warna aspirasi

4. Irigasi setiap 2 - 4 jam atau setiap kali pemberian nutrisi atau obat

5. Catat intake dan output setiap 6 jam

6. Tutup pipa selama 30 menit setiap kali pemberian obat

7. Lepaskan atau ganti plesternya setiap hari untuk mencegah necrosis lubang hidung

Dokumentasi :

1. Ukuran dan tipe pipa lambung yang di pakai 1

2. Jumlah dan kwalitas aspirasi

3. Tanggal pemasangan

4. Mukosa hidung adakah perlukaan, tanda sinusitis

FORMAT PEMASANGAN SONDE LAMBUNG (NGT)


No 1. 2 3 4 5 6 7 8 KEGIATAN

1.Perawat cuci tangan Lubang dibersihkan dengan kassa / tissue

2 Memasang perlak dan alasnya di bawah dagu pasien

3. Letakkan bengkok di sisi pasien

4. Perawat cuci tangan Slang peduga lambung di ukur panjangnya dan epigastrium ke hidung kemudian belok ke telinga dan diberi tanda, di klem

5. Ujungnya diberi jelly Pangkal selang dilipat sambil memegang klem dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memegang ujungnya dengan pinset dimasukkan perlahan - lahan melalui hidung sampai batas yang telah ditentukan

6. Anjurkan pasien untuk tidak menarik lidah, agar u.jung penduga mudah mencapai pangkal lidah, pasien dianjurkan menelan dan menarik napas sekali - kali, perawat mcndorong sonde perlahan – lahan

7. Untuk pasien tidak sadar, tangan kiri perawat menekan lidah pasien keluar dengan spatel yang ujungnya dibungkus kasa, sementara tangan kenan memasukkan sonde perlahan – lahan.

8. Memastikan apakah sonde benar- benar masuk ke dalam lambung dengan cara :

a. memasukkan ujung selang ke mangkok yang berisi air, bila timbul gelembung - gelembung udara berarti selang salah masuk ke saluran nafas

b. memakai stetoskop dengan memasukkan udara dalam lambung 10 - 20 cc sampai terdengar udara di dalam lambung

c. bila slang salah masuk, segera slang ditarik perlahan - lahan, ulangi pernasangan lagi Bila selang dipasang menetap lakukan fiksasi dengan plester

9. Masukkan makanan : • Pasang corong pada ujung slang, tinggi corong 15 - 20 cc dari wajah pasien • Masukkan air matang 15 - 20 cc • Pada ujung permulaan, corong dimiringkan dan luangkan makanan melalui pinggirnya, setelah penuh corong di tegakkan • klem di buka • Cairan selanjutnya dituangkan sebelum isi corong kosong • Bila cairan tidak mengalir lancar, Posisi corong ditinggikan atau anjurkan pasien merubah posisi sedikit • Bila minun obat, obat diberikan sebelum makanan habis Setelah makanan habis, slang di bilas dengan air masak lebih kurang 20 - 30 cc, selanjutnya pangkal selang di klem Mulut / hidung dan sekitarnya dibersihkan dengan tissue Setelah selesai, pasien dirapikan, alat alat dibereskan dan kembalikan ke tempat semula Perawat cuci tangan Cairan nutrisi mengalir lancar melalui sonde, pasien merasa nyaman dan tidak merasakan kesakitan lagi Dilakukan dengan cermat, cepat, hati – hati dan tidak ragu Kebersihan tetap dijaga Keterangan : 1 : dilakukan sendiri 2 : tidak dilakukan 3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan Mengetahui Kepala Laboratorium Mojokerto, 2008 Penanggung jawab 1 2 3

NUTRISI
A. Memberikan makan dan minum pada penderita Artinya : menyediakan dan menghidangkan makanan serta minuman pada penderita sesuai dengan diitnya

Tujuan :

1. Membantu dan mempercepat proses penyembuhan

2. Menambah selera makan penderita

3. Menolong penderita yang tidak sanggup atau tidak dapat makan sendiri

4. Mengurangi pergerakan penderita Syarat - syarat makanan penderita : 1. Harus cukup mengandung bahan yang diperlukan 2. Harus sesuai dengan macam penyakit yang di deritanya 3. Harus cukup kwalitas dan kuantitasnya 4. Cukup menarik, hersih, segar dan bervariasi Guna makanan : 1. Memperoleh tenaga sehagai sumber yang diperlukan, misal : protein. Hidrat arang dan lemak 2. Untuk mempertinggi daya tahan tubuh 3. Sebagai bahan simpanan

4. Sebagai pengobatan

5. Untuk pertumbuhan

6. Sebagai bahan pembangun yang terdiri dari protein, mineral dan air Bentuk makanan menurut konsistensinya : 1. Makanan cair, misalnya : sari buah - buahan, air kacang ijo, susu, kaldu

2. Makanan saring, yaitu : 1 Makanan yang dihaluskan dan disaring, misalnya : bubur maizena dan bubur saring

3. Makanan Cincang : Makanan dimana bahan makanan telah di masak kemudian dihaluskan atau di cincang

4. Makanan Lunak, yaitu : Makanan yang bersifat lunak, misalnya : bubur ( tim ), bubur susu ( roti di siram dengan susu ), pure ( kentang yang dihaluskan )

5. Makanan biasa.misalnya : Nasi dengan lauk pauknya, roti dengan isinya, kentang dengan lauknya Macam - macam makanan diit Diit adalah : cara pemberian makanan pada seseorang dari berbagai golongan terutama golongan umur,.jenis pekerjaan, sakit atau tidak Guna makanan pantang atau diit : 1. Supaya cepat dicerna 2. Memberi istirahat alat – alat tubuh yang sakit, sehingga gangguan gangguan dapat berkurang 3. Untuk memperbaiki kekacauan metabolism 4. Untuk mengurangi atau menambah berat badan 5. Untuk pemeriksaan tertentu, missal : bensidine diit 6. Untuk menghindari alergi Macam - macam makanan diit : 1. Diit rendah garam (ZOUT ARM ) biasanva garam yang di perbolehkan dapat sampai 450 mgr/hari diberikan kepada penderita dengan : • Oedema yang tidak terlalu berat • Wanita hamil tua • Acites • Hipertensi • Penyakit jantung 1

Stikes Dian Husada • Penyakit ginjal • Yang mana kesemuanya itu tidak terlalu berat 1. Diit tanpa garam ( ZOUT LOOS ) adalah makanan yang sama sekali tidak mengandung garam dapur atau pula bahan - bahan yang mengandung garam, misalnya : udang, ikan laut Makanan Zout Loos ini biasanya diberikan pada : • Penderita oedema akibat dari penyakit : Jantung, ginjal, hipertensi 1. Kaya Protein ( EIWIT RIJK ) Diberikan kepada penderita yang berpenyakit hati atau berpenyakit anemia 2. Miskin Protein (EIWIT ARM) Diberikan kepada penderita yang berpenyakit ginjal Miskin protein ada 2: BOORST DIIT, KEMPER DIIT Perbedaan kedua bentuk ini hanya terletak pada bahannya saja 3. Diit Lemak • rendah lemak : ( VET ARM ) diberikan pada penderita hepatitis • Tanpa lemak : ( VET LOOS ) diberikan kepada penderita hepatitis, diare 1. Diit TKTP ( tinggi kalori tinggi protein ) Biasanya diberikan kepada penderita : TBC, Malnutrisi, Anemia, Pre-Post operasi 2. Diit Diabetes Mellitus Diberikan pada penderita DM yang ditentukan oleh dokter, beberapa jumlah kalori yang dibutuhkan 3. Benzidin Diit Untuk mengetahui adanya perdarahan atau tidak pada Tractus Digest Tivus Penderita sebelum diperiksa selama tiga hari harus menjalani Benzidin Diit ( bahan makanan tidak boleh mengandung Hb/Fe dan Chloropenil ) 4. Diit Halus Makanan khusus untuk penderita penyakit tertentu, misalnya : Typhus \abdominalis Pemberian makan pada penderita yang dapat makan sendiri , tidak 1

Stikes Dian Husada dapat duduk, dan disuapi Persediaan alat: 1. Piring yang diisi makanan 2. Garpu dan sendok makan 3. Gelas berisi iair minum dengan tatakan dan tutup 4. Serbet / lap semuanya diletakkan di dalam baki 5. Penghisap atau sedotan Perhatian : 1. Makan diberikan dalam keadaan hangat 2. Cocokan diitnya dulu untuk mencegah kekeliruan 3. Makanan diberikan menurut instruksi dokter 4. Perhatikan apakah makanan habis atau tidak 5. Obat - obat yang harus diberikan sebelum makan jangan sanpai lupa Pemberian makanan pada penderita yang terpasang sonde / NGT Persediaan alat - alat : 1. Corong / spuit 2. Perrgalas 3. Bengkok 4. Plester 5. Gunting Plester 6. Makanan cair sesuai dengan kebutuhan 7. Air m.atang dalam tempatnya 8. Baki

Stikes Dian Husada

FORMAT PEMBERIAN MAKAN DAN MINUMUM PADA PASIEN
N o A 1 2 3 4 5 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 KEGIATAN Penderita yang dapat makan sendiri Penderita mencuci tangan terlebih dahulu alat - alat disiapkan Penderita diberitahu Makan disiapkan di meja dan serbet/lap diberikan pada penderita Setelah selesai alat - alat dibawa ke dapur dan dibersihkan Perawat cuci tangan Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan ) pasien Penderita dapat makan sendiri tetapi tidak diperbolehkan duduk Penderita mencuci tangan terlebih dahulu Alat - alat disiapkan Penderita diberitahu Penderita di miringkan sebaiknya ke sebelah kiri supaya dapat makan dengan tangan kanan Serbet diletakkan di dekat penderita Makanan di letakkan dekat dengan penderita Bila lauknya keras dapat kita potong - potong terlebih dahulu Sesudah selesai makan alat - alat dibereskan dan dibawa ke dapur Perawat cuci tangan Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan ) pasien 1 2 3

Stikes Dian Husada N o C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 KEGIATAN Memberi makan penderita yang disuapi Penderita mencuci tangan Alat - alat disiapkan Penderita diberitahu Posisi penderita senyaman mungkin Serbet dipasang diatas dada dibawah dagu Tanyakan apakan mau minum dulu atau tidak Perawat duduk disebelah kanan penderita untuk menyuapi Porsi kecil - kecil dan jangan tergesa - gesa Setelah selesai makan berilah minum, bibir dibersihkan dengan serbet Alat - alat dibereskan Perawat cuci tangan Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan ) pasien 1 2 3

Keterangan : 1 : dilakukan sendiri 2 : tidak dilakukan 3 : dilakukan tetapi memerlukan bantuan Mengetahui Kepala Laboratorium Mojokerto, 2008 Penanggung jawab

FORMAT MEMBERIKAN MAKAN MELALUI SONDE
N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 KEGIATAN Peralatan diletakkan ke dekat pasien Perawat cuci tangan Beritahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan Pasang corong pada ujung selang NGT Buka tutup selang NGT, tetapi tetap mempertahankan agar udara tidak masuk, dengan cara menekuk selang NGT Berikan sedikit air matang untuk membilas dan agar lambung tidak kaget menerima makanan cair yang akan diberikan Masukkan air matang kedalam selang tetapi sebelumnya selang dihubungkan dengan corong, jangan sampai habis agar udara tidak ikut masuk ke dalam selang, lalu tutup Buka selang dan masukkan makanan cair sesuai kebutuhan Kalau ada pemberian obat oral, haluskan dulu obatnya dengan martiI dan tempatnya kemudian dicampurkan pada makanan cair tcrscbut lalu masukkan ke dalam selang NGT secara pcrlahan - lahan, jangan sampai habis makanan yang ada di corong, lalu tutup Bilas dengan air matang 10 cc untuk membersihkan sisa - sisa makanan yang ada di selang, lalu tutup Mulut atau hidung dan sekitarnya dibersihkan dengan tissue Setelah selesai , pasien dirapikan Alat - alat dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula Perawat cuci tangan 1 1 2 3

1 1 1 2 1 3

Stikes Dian Husada

memandikan bayi

Tuangkan air dingin ke dalam bak mandi, kemudian tambahkan air panas secukupnya sampai mencapai suhu 40 derajat Celsius untuk bayi berumur sampai 2 bulan, lalu berangsur turunkan suhu sampai 27 derajat Celsius untuk bayi di atas 2 bulan. Isilah bak mandi dengan air setinggi kira-kira 7,5 cm dari dasar bak.

Untuk bayi yang baru lahir, bersihkan terlebih dahulu kedua matanya dengan kapas yang telah direndam air matang. Bersihkan mata bayi dari ujung mata ke arah hidung, Gunakan kapas yang berbeda untuk masing-masing mata.

Bersihkan pula lubang hidung si kecil secara perlahan-lahan dengan cotton buds yang
telah terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air bersih. Gantilah kapas untuk masing-masing lubang hidung. Hati-hati, jangan memasukkan cotton buds terlalu dalam.


Kemudian bersihkan juga daun telinga si kecil dengan cotton buds yang telah diberi baby oil. Jangan masukkan cotton buds ke dalam lubang telinga, bersihkan bagian luar telinganya saja.

Sebelum membersihkan tubuhnya, bukalah baju bayi secara bertahap. Mula-mula bukalah baju bagian atas, baru kemudian popok atau celana bayi.

Bersihkan alat kelamin dan pantat bayi dengan kapas bulat yang sudah dibasahi air. Bersihkan setiap lipatannya.

Kemudian mulailah menyabuni rambutnya serta seluruh badan bayi, terutama lipatan-lipatan kaki, paha, tangan serta lehernya dengan menggunakan sabun bayi.

Ukur kembali suhu air dalam bak mandi. Kemudian selipkan tangan kiri Anda ke bawah tengkuk si kecil, lalu pegang erat-erat ketiaknya. Sanggahlah tengkuk si kecil dengan pergelangan tangan Ibu, lalu pegang tubuhnya dengan tangan kanan Ibu.

Angkatlah si kecil dan masukkan ke dalam bak mandi. Sementara tangan kiri Anda menyangga kepala dan memegangi ketiaknya, tubuhnya sebagian terendam dalam air. Gunakan tangan kanan Ibu untuk membersihkan sabun di telinga, leher, dan seluruh badannya. Biarkan si kecil bermain dalam air selama sekitar 2-5 menit. Bila si kecil sudah cukup besar, berikan mainan kapal-kapalan atau bebek-bebekan agar acara mandi semakin menyenangkan.

Untuk membersihkan bagian belakang tubuhnya, balikkan badan si kecil, kemudian sanggah badannya dengan tangan kiri Anda dan pegang erat-erat ketiaknya. Lalu dengan tangan kanan, bersihkanlah punggungnya.

Setelah acara mandi selesai, angkatlah tubuh si kecil dari dalam air, lalu bungkuslah tubuhnya dengan handuk. Sambil mengajaknya bercengkrama, keringkan tubuh bayi dengan cara menekan-nekankan handuk bayi ke tubuhnya.

Setelah tubuhnya kering, taburkan bedak bayi di dada, perut dan punggungnya, agar tubuhnya wangi dan segar. Perhatikan setiap lipatan dan lekukan khususnya di daerah kemaluaannya. Usapkan lipatan pada kemaluan si kecil dengan baby oil.

Terakhir, pakaikan popok dan baju bayi, lalu sisirlah rambutnya dengan sisir khusus untuk rambut bayi. Bila cuaca mengijinkan, ajakan si kecil jalan-jalan atau berjemur di bawah sinar matahari pagi.