askeb

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,etall.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).

Komplikasi gastroenteritis terhadap kehamilan pada umumnya dapat menyebabkan dehidrasi pada ibu. Dalam proses persalinan dehidrasi dapat mengurangi kekuatan ibu untuk mengejan. Penyebabnya bisa dikarenakan virus, makanan, dan keadaan psikologi ibu.

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita subur usia disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. (Maternal dan Neonatal hal 3)

Menurut definisi WHO kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam 2 golongan yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas dan sebab-sebab yang lain seperti penyakit jantung, kanker dan sebagainya. Angka Ibu diperhitungkan 307/100.000 kelahiran hidup, (Sdki 2005).

Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh kurangnya kesadaran ibu dan keluarga untuk mengkonsumsi makanan dan menjaga kebersihan dirinya. Penyebab dari gastroenteritis antara lain: infeksi enteral yaitu infeksi saluran cerna yang merupakan penyebab utama diare, meliputi enterogen spesifik :
Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar saluran cerna: Faktormalabsorpsi, Faktor makanan: makanan basi, beracun, alergi.
Faktor psikologis: rasa takut, cemas, stress (Suriadi dan Yuliani, 2001: 81).
Patogen-patogen ini menghasilkan enteroksin dan kritotoksin yang melekat pada dinding usus, kemudian menginfeksi sel-sel dan menimbulkan penyakit.

Diharapkan untuk ibu hamil mengkonsumsi makan yang bergizi, menjaga kebersihan lingkungan dan personal hygiene untuk menghindari virus dan bakteri selain itu diharapkan ibu selalu mendapakan dorongan dari suami dan keluarganya, dan selalu menjaga hubungan baik dengan keluarganya. Bagi petugas kesehatan diharapkan mengetahui gejala , tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau ( rehidran ), sehigga mampu mengukur kebutuhan cairan bagi ibu.

Oleh karena itu kami mengambil kasus ini, kami mengharapkan dengan pengambilan kasus pada Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroenteritis di ruang VK bersalin di RSNU tuban ini akan semakin mengurangi angka kejadian akibat gastroenteritis.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah menggunakan manajemen kebidanan, diharapkan dapat menghubungkan antara teori dan praktek guna memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan pada Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroentritis di Ruang VK bersalin RSNU tuban.

Tujuan Khusus

1. Mampu melaksanakan pengkajian yaitu mengumpulkan data subyektif dan obyektif pada Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroentritis di Ruang VK bersalin RSNU tuban.

2. Mampu mengidentifikasi masalah pada Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroentritis di Ruang VK bersalin RSNU tuban.

3. Mampu mengidentifikasi masalah potensial pada Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroentritis di Ruang VK bersalin RSNU tuban.

4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroentritis di Ruang VK bersalin RSNU tuban.

5. Mampu mengembangkan rencana asuhan secara menyeluruh pada Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroentritis di Ruang VK bersalin RSNU tuban.

6. Mampu melaksanakan rencana secara efisien, aman pada Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroentritis di Ruang VK bersalin RSNU tuban.

7. Mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroentritis di Ruang VK bersalin RSNU tuban.

1.3 Ruang Lingkup

Berdasarkan kasus yang kami temui pada saat praktek di ruang VK bersalin RSNU tuban. Dengan kemampuan dan pengalaman yang terbatas. Kami selaku penulis mengambil kasus Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroenteritis di Ruang VK Bersalin di RSNU tuban pada tanggal 31 Januari -8 Februari 2011.

1.4 Metode Penulisan

Prakktek lapangan dalam metode penulisan laporan asuhan kebidanan ini digunakan sebagai pendekatan dalam melaksanakan proses asuhan kebidanan secara langsung kepada Ny “K” GIIPI000I UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroenteritis.

Adapun data yang diperoleh :

1.4.1 Data Primer

· Wawancara

Melakukan tanya jawab kepada klien untuk mendapatkan data subyektif mengenai keluhan klien dan respon klien.

· Pemeriksaan Fisik

Yaitu : inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

· Observasi

Mengadakan pengamatan secara langsung pada klien untuk memperoleh data yang benar dan obyektif.

1.4.2 Data Sekunder

· Studi kepustakaan dan praktek lapangan

Mencari informasi melalui berbagai sumber yang berasal dari literatur yang menjadikan landasan teoritis dalam memberikan asuhan kebidanan.

· Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan untuk melengkapi data primer yaitu USG.

1.5 Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan kebidanan ini dilaksanakan di ruang VK bersalin RSNU tuban pada tanggal 31 Januari – 8 Februari 2011

1.5 Sistematika Penulisan

BAB 1 : Pendahuluan berisi : latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, pelaksanaan dan sistematika penulisan.

BAB 2 : Landasan teori yang berisi tentang : konsep dasar persalinan , konsep dasar gastroenteritis dan konsep dasar asuhan kebidanan menurut Helen Varney.

BAB 3 : Berisi tinjauan kasus yang diambil melalui beberapa tahapan yang diantaranya melalui pengkajian, identifikasi data, diagnosa potensial, kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.

BAB 4 : Berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 konsep dasar persalinan

1. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir. (Moore, 2001)

Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar. (Prawirohardjo, 2002)

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2002)

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).

2.Jenis Persalinan

Persalinan spontan : Persalinan yng berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan lahirr.

Persalinan buatan : Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar (misalnya forcep)

Persalinan anjuran : Persalinan yang tidak dimulai sendiri, tetapi baru

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan
1.Passage terdiri dari :
1. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
a. Os. Coxae
b. Os. Sacrum = promotorium
c. Os. Coccygis


a.Pintu Panggul

(1) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.
(2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
(3) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
(4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
b.Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus)
c.Bidang-bidang :
(1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium
(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
(3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
(4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
Stasion bagian presentasi atau derajat penurunan :
a. Stasion 0 : sejajar spina ischiadica
b. 1 cm di atas spina ischiadica disebut Stasion 1 dan seterusnya sampai Stasion 5
c. - 1 cm di bawah spina ischiadica disebut stasion -1 dan seterusnya sampai Stasion
Ukuran-ukuran panggul
(1) Ukuran luar panggul
(2) Ukuran dalam panggul :
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis
1. konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm
2. konjugata transversa 12-13 cm
3. konjugata obliqua 13 cm
4. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium

Ruang tengah panggul :
1. bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm
2. bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm
3. jarak antar spina ischiadica 11 cm

Pintu bawah panggul (outlet) :
1. ukuran anterio posterior 10-11 cm
2. ukuran melintang 10,5 cm
3. arcus pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki kurang dari 800
Inklinasi Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang dibentuk dengan horizon bila wanita berdiri tegak dengan inlet 55-600

Jenis Panggul
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul :
(1) Ginekoid
(2) Android
(3) Antropoid
(4) Platipeloid
2. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
Ligamen - Ligamen Penyangga Uterus
1. Ligamentum Kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackendrot) : Ligamen terpenting untuk mencegah uterus tidak turun. Jaringan ikat tebal serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis.
2. Ligamentum Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum : Menahan uterus tidak banyak bergerak Melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kananmelalui dinding rektum kearah os sacrum kiri dan kanan.
3. Ligamentum Rotundum sinistrum dan dekstrum (Round Ligament) : Ligamen yang menahan uterus dalam posisi antefleksi. Sudut fundus uterus kiri dan kanan ke inguinal kiri dan kanan.
4. Ligamentum Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament) : Dari uterus kearah lateral.
5. Ligamentum infundibulo pelvikum : Menahan tubafallopi. Dari infundibulum ke dinding pelvis.

2. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim,

Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
1. his (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
2. kontraksi otot-otot dinding perut
3. kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum

Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
1. kontraksi simetris
2. fundus dominan
3. relaksasi
4. involuntir : terjadi di luar kehendak
5. intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
6. terasa sakit
7. terkoordinasi
8. kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis

Perubahan-perubahan akibat his :
a. Pada uterus dan servik
Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).
b. Pada ibu
Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah.
c. Pada janin
Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.

Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus diperhatikan dari his:
1. Frekuensi his
Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh menit.
2. Intensitas his
Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.
3. Durasi atau lama his
Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik, misalnya selama 40 detik.
4. Datangnya his
Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5. Interval
Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 sampe 3 menit
6. Aktivitas his
Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.

Pembagian his:
1.His pendahuluan :
2.His pembukaan (Kala I)
3.His pengeluaran (His mengedan)(Kala II)
4.His pelepasan uri (Kala III)
5.His pengiring (Kala IV)

His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.

3.PASSANGER
a. Janin.
Kepala janin dan ukuran-ukurannya
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
1. Tulang Tengkorak ( Cranium )
a. Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak
b. Bagian tengkorak
c. Sutura
d. Ubun-ubun ( Fontanel )
2. Ukuran-ukuran kepala
3. Postur janin dalam rahim
i. Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi, di mana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada.


ii. Letak janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang di mana sumbu janin sejajar dengan dengan sumbu panjang ibu; ini bisa letak kepala, atau letak sungsang.
iii. Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain-lain.
iv. Posisi
Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang.

b. Placenta.
Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang atau pasenger yang menyertai janin namun placenta jarang menghambat pada persalinan normal.

c. Air Ketuban.
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan regang membran janin dengan demikian pembentukan komponen amnion yang mencegah ruptura atau robekan sangatlah penting bagi keberhasilan kehamilan. Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul, penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya adalah tekanan dari cairan amnion dan juga disaat terjadinya dilatasi servik atau pelebaran muara dan saluran servik yang terjadi di awal persalinan dapat juga terjadi karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion selama ketuban masih utuh.


4. Psikis (psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :
• Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
• Pengalaman bayi sebelumnya
• Kebiasaan adat
• Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image
c. Medikasi persalinan

d. Nyeri persalinan dan kelahiran

5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

3.Sebab – sebab mulainya persalinan

a. Penurunan Kadar Progesteron
progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan atau 1-2 minggu sebelum partus terjadi penurunan pada progesteron sehingga timbul his.

b. Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
c. Keregangan Otot-Otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
d. Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar supra renal janin rupa-rupanya juga memegang peranan, oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
e. Teori Prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 sampai aterm terus meningkat. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
4.Perubahan pada uterus dan jalan lahir dalam persalinan :
1. Keadaan segmen atas dan bawah rahim pada persalinan :
a. Hamil lanjut
uterus terdiri atas dua bagian yaitu segmen atas rahim yang dibentuk oleh corpus uteri dan segmen bawah rahim yang dibentuk oleh istmus uteri.

b. Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :
(1) Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi (Retraksi)
(2) Kontraksi tidak sama kuatnya, tapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur-angsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim (SBR)
(3) Sebagian dari isi rahim keluar dari segmen atas dan diterima oleh segmen bawah
(4) Jadi segmen atas makin lama makin mengecil sedangkan segmen bawah makin diregang dan makin tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit pindah ke segmen bawah
(5) Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah àmakin tipis maka batas antara segmen atas dan bawah menjadi jelas lingkaran retraksi yang fisiologis
(6) Kalau segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas dan naik mendekat pusat ----lingkaran retraksi yang patologis / lingkaran bandle

2. Perubahan bentuk rahim
a. Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang maupun muka belakang berkurang.
b. Hal di atas dapat terjadi karena ukuran melintang berkurang, artinya tulang punggung menjadi lebih lurus dan dengan demikian kutup atas anak tertekan pada fundus sedangkan kutub bawah ditekan ke dalam PAP.

3. Perubahan pada serviks
a. Agar bayi dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari serviks.
b. Pembukaan dari serviks ini biasanya didahului oleh pendataran dari serviks ini biasnya didahului oleh pendataran dari serviks.
c. Pendataran serviks adalah : pendekatan dari kanalis servikalis berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang tipis.
d. Pembukaan dari serviks adalah pembesaran dari OUE yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa millimeter menjadi lubang yang dapt dilaui anak kira-kira 10 cm diameternya.

4. Perubahan vagina dan dasar panggul
a. Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan sedemikian rupa, sehingga dapat dilalui oleh anak.
b. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding yang tipis.
c. Waktu kepala sampai di vulva, lubang vulva mengahadap ke depan atas. Dari luar peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.


5. Tekanan Darah
a. TD meningkat selama_kontraksi (sistolik rata-rata naik 15 (10-20) mmHg. 5-10 mmHg). Antara kontraksi, TD kembali normal pada level sebelum persalinan.
b. Rasa sakit, takut, dan cemas juga akan meningkatkan TD
c. Ada beberapa faktor yang mengubah tekanan darah ibu. Aliran darah yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksi, diarahkan kembali ke pembuluh darah perifer. Timbul tahanan perifer, tekanan darah meningkat dan frekuensi denyut nadi melambat. Pada tahap pertama persalinan kontraksi uterus meningkatkan tekanan sistolik dengan rata-rata 15 ( 10-20) mmHg dan kenaikan diastolik dengan rata-rata 5-10 mmHg. Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah di anatara kontraksi memberi data yang lebih akurat. Akan tetapi, baik tekanan sistolik maupun diastolik akan tetap sedikit meningkat diantara kontraksi. Wanita yang memang memiliki resiko hipertensi kini resikonya meningkat untuk mengalami komplikasi, seperti perdarahan otak.

6. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob meningkat secara berangsur. Ditandai dengan peningkatan suhu, Nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang. Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur disebabkan karena kecemasan, dan aktivitas otot skeletal. Peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang.

7. Suhu Tubuh
a. Meningkat selama persalinan terutama selama dan segera setelah persalinan. Peningkatan ini jangan melebihi 0,5 °C-1 °C
b. Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh agak sedikit meningkat selama persalinan terutama selama dan segera setelah persalinan. Peningkatan ini jangan melebihi 0,5O C– 1OC.

8. Detak Jantung
a. Detak jantung secara dramatis.naik selama kontraksi
b. Antara kontraksi sedikit mcningkat dibandingkan sebelum persalinan
Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10% sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% sampai 50% pada tahap kedua persalinan.
Ibu harus diberitahu bahwa ia tidak boleh melakukan manuver valsava (menahan napas dan menegakkan otot abdomen) untuk mendorong selama tahap kedua. Aktivitas ini meningkatkan tekanan entratoraks, mengurangi aliran balik vena dan meningkatkan tekanan vena. Curah jantung dan tekanan darah meningkat, sedangkan nadi melambat untuk sementara. Selama ibu melakukan manuver valsava, janin dapat mengalami hipoksia. Proses ini pulih kembali saat wanita menarik napas.

9. Pernafasan
a. Terjadi sedikit peningkatan laju pernafasan dianggap normal
b. Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bisa menyebabkan alkologis
Sistem pernafasan juga beradaptasi. Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi pernafasan. Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (pH meningkat), hipoksia dan hipokapnea (karbondioksida menurun), Pada tahap kedua persalinan. Jika ibu tidak diberi obat-obatan, maka ia akan mengkonsumsi oksigen hampir dua kali lipat. Kecemasan juga meningkatkan pemakaian oksigen.

10. Perubahan pada Ginjal
a. Poliuria
b. Peningkatan filtrasi glomelurus dan peningkatan aliras plasma ginjal
c. Proteinuria yang sedikit dianggap biasa
d. Pada trimester ke dua, kandung kemih menjadi organ abdomen. Apabila terisi, kandung kemih dapat teraba di atas simpisis pubis. Selama persalinan wanita dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai alasan : edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi dan rasa malu. Proteinuria +1 dapat dikatakan normal dan hasil ini merupakan respons rusaknya jaringan otot akibat kerja fisik selama persalinan.
Poliuria sering terjadi selama persalinan, mungkin disebabkan oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi dalam glomerulus, dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit dianggap normal dalam persalinan.

11. Perubahan Gastrointestinal
a. Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat berkurang
b. Pengurangan getah lambung berkurang
c. Pengosongan lambung menjadi sangat lambat
d. Mual muntah biasa terjadi sampai ibu mencapai akhir kala I
Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna wanita. Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita bernafas melalui mulut, dehidrasi dan sebagai respons emosi terhadap persalinan. Selama persalinan, motilitas dan absorbsi saluran cerna menurun dan waktu pengosongan lambung menjadi lambat. Wanita sering kali merasa mual dan memuntahkan makanan yang Belum dicerna sebelum bersalin. Mual dan sendawa juga terjadi sebagai respons refleks terhadap dilatasi serviks lengkap. Ibu dapat mengalami diare pada awal persalinan. Bidan dapat meraba tinja yang keras atau tertahan pada rektum.

Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang banyak sekali selama persalinan. Selain itu, pengeluaran getah lambung berkurang menyebabkan aktivitas pencernaan hampir berhenti, dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban. Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut tempo yang biasa. Mual atau muntah biasa terjadi sampai mencapai akhir kala I.

12. Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml, selama persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca salin kecuali ada perdarahan postpartum.
5.. TAHAP PERSALINAN
a. Kala I
Didefinisikan sebagai permulaan persalinan yang sebenarnya. Dibuktikan dengan perubahan serviks yang cepat dan diakhiri dengan dilatasi serviks yang komplit (10 cm), hal ini dikenal juga sebagai tahap dilatasi serviks.
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan untuk multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.

1. Fase laten
Dimulai dari puncak kontraksi yang regular sampai 3 cm dilatasi. Kontraksi terjadi setiap 10-20 menit dan berakhir 15-20 detik. Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, berlangsung dalam 7 -8 jam

2. Fase aktif
Berlangsung mulai dari kemajuan aktif sampai dilatasi lengkap terjadi. Secara umum dari pembukaan 4 cm (akhir dari fase laten) sampai 10 cm atau dilatasi akhir kala I dan berlangsung selama 6 jam.

Fase aktif dibagi kedalam 3 fase :
a. Akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
b. Dilatasi maksimal/kemajuan maksimal : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm
c. Deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9 sampai 10 cm atau lengkap

b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit, dan multigravida 30 menit

Gejala utama kala II :
1. His terkoordinir, kuat, cepat (2-3 menit sekali)
2. Kepala janin di dasar panggul
3. Merasa mau BAB
4. Anus membuka
5. Vulva membuka
6. Perineum menonjol
7. PD pembukaan lengkap

c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

Tanda-tanda klinis dari pelepasan plasenta yaitu :
1. Semburan darah
2. Pemanjangan tali pusat
3. Perubahan bentuk uterus : dari diksoid menjadi bentuk bundar (globular)
4. Perubahan dalam posisi uterus : uterus naik di dalam abdomen.

d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum, untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap perdarahan postpartum.


6.Mekanisme Persalinan
Gerakan-gerakan utama anak dalam kelahiran ialah :
a.Turunnya kepala
b. Fleksi
c. Putaran paksi dalam
d. Ekstensi
e. Putaran paksi luar
f. Ekspulsi


Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi secara bersamaan.
a. Turunnya kepala
Turunnya kepala dibagi dalam :
1) masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Apabila sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat diantara symphysis dan promotorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus.

Pada synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati promotorium, maka dikatakan asynclitismus. Dikatakan asynclitismus posterior, ialah kalau sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan, dan dikatakan asynclitismus anterior ialah kalau sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang. Pada pintu atas panggul biasanya kepala dalam asynclitismus posterior yang ringan.

2) majunya kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu : fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi.

Penyebab majunya kepala antara lain :
(a) tekanan cairan intrauterin
(b) tekanan langsung oleh fundus pada bokong
(c) kekuatan mengejan
(d) melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

b. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir: diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboksipito frontalis (11 cm).

Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini adalah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi.

c. Putaran paksi dalam
Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke bawah symphysis.

Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul.

Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam adalah :
1) pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala
2) bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m. levator ani kiri dan kanan.
3) ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.

d. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas.

Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.

e. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan = putaran paksi luar).

Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber isciadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.


f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.



6. Mekanisme Persalinan

1) Turunnya kepala

Turunnya kepala dapat dibagi dalam :

- Masuknya kepala dalam PAP

- Melajunya kepala

Pembagian ini terutama berlaku bagi primigravida yang menyebabkan

majunya kepala.

- Tekanan cairan intra uterin

- Tekanan langsung oleh fundus pada bokong

- Kekuatan mengejan

- Melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim

2) Flexi

Dengan majunya kepala biasanya juga flexi bertambah hingga UUK jelas

lebih rendah dari UUB. Keuntungan dari bertambahnya flexi adalah

ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir diameter sub occipito

bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter sub occipito frontalis (11

cm).

3) Putar paksi dalam

Adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian

terendah dari bagian depan memutar ke depan bawah sympisis.

4) Extensi

Setelah putar paksi selesai dan kepala sampai ke dasar panggul, terjadilah

atau defleksi dari kepala.

5) Putar paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala akan memutar kembali ke arah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena

putar paksi dalam.

6) Expulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah sympisis dan

menjadi hypomoglion untuk keluaran bahu belakang. Kemudian bahu

depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan

posisi jalan lahir.

(Obstetri Fisiologi, 1983:234-243)

2.2 gastroenteritis

1.Pengertian

Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).

Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).

Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995).
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Gstroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.


2. Etiologi
Gastroenteritis yang dimanifestasikan dengan adanya diare, yang mempunyai faktor penyebab :
a. Faktor Infeksi
Menurut Ngastiah (2005 : 224 ) penyebab dari Gastroenteritis meliputi:
1) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran cerna yang merupakan penyebab utama diare, meliputi enterogen spesifik :
- Bakteri : Salmonella, Escherichia Coli, Shigela, Clostiridium diftheri, Staphylococcus aureus, Vibrio cholera.
- Virus : Rotavirus, Norwalk, Astrovirus.
- Parasit : Cacing ( Ascaris oxydris ), Protozoa (Entamoeba histolytica) Tricomonas hominis, Giardia lambia, jamur (Candida albicans), Crystosporidium.
2) Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar saluran cerna: Otitus media, Pharingitis, Bronkopneumoni, Enchepalithis, Infeksi perkemihan.
b. Faktor malabsorpsi
1). Malabsorpsi karbohidrat ( intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa ).
2). Malabsorpsi protein.
3). Malabsorpsi lemak.
c. Faktor makanan: makanan basi, beracun, alergi.
d. Faktor psikologis: rasa takut, cemas, stress (Suriadi dan Yuliani, 2001: 81).
Patogen-patogen ini menghasilkan enteroksin dan kritotoksin yang melekat pada dinding usus, kemudian menginfeksi sel-sel dan menimbulkan penyakit.


3. Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris,Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis Akut.
Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.gambaran lebih jelasnya meliputi: Toxin masuk bersama makanan , menginfeksi mukosa lambung,peradangan pada lambungtoxin menempel di dinding usus halusm, merusak lapisan mikrovilus, proses penyerapan air dan sari-sari makanan terganggu, peningkatan cairan dalam rongga usus besar, peningkatan peristaltic ususpeningkatan frekuensi BAB (diare)mengganggu fungsi lambung Merangsang pengeluaran mediator kimia (histamin, , peningkatan produksi HCl bradikinin,prostaglandin)merangsang/mengiritasi mukosa lambung ,merangsang reseptor nyeri, refluk HCl Ditransmisikan oleh serabut saraf aferen , mual/muntah menjalar ke spinal cord tractus spino thalamicus, dehidrasi hilangnya kalsium dan kalium dalam darah Thalamus, hipokalsemia/ hipokalemia Cortex serebri, penurunan isi sekuncup Persepsi nyeri, jantung memompa lebih kuat, takikardi, syok hipovolemik

4. Manifestasi KLinis

  • Nyeri perut (abdominal discomfort)
  • Rasa perih di ulu hati
  • Mual, kadang-kadang sampai muntah
  • Nafsu makan berkurang
  • Rasa lekas kenyang
  • Perut kembung
  • Rasa panas di dada dan perut
  • Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

5. Komplikasi

  • Dehidrasi
  • Renjatan hipovolemik
  • Kejang
  • Bakterimia
  • Mal nutrisi
  • Hipoglikemia
  • Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

6. Tingkat derajat Dehidrasi

  1. Dehidrasi ringan
    Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
  2. Dehidrasi Sedang
    Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
  3. Dehidrasi Berat
    Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

  1. Pemeriksaan Tinja
    • Makroskopis dan mikroskopis.
    • pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
    • Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
  2. Pemeriksaan Darah
    • pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
    • Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
  3. Doudenal Intubation
    Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

8. Penatalaksanaan Medis

1. Istirahat
Rehidrasi secepatnya
- Ringan: cukup oralit, jika tidak ada beri larutan gula dan garam.
- Berat: infus Ringer Laktat/ NaCl isotonic ditambah 1 ampul Natrium bicarbonat 7,5% 50 ml.
2. Diit sesuai indikasi, misalnya cairan jernih berangsur menjadi makanan yang dihancurkan, rendah sisa, rendah serat, tinggi kalori dan tinggi protein.
3. Medikamentosa
• Obat pertama
- Tetrasiklin 3x 500 mg/ hari selama 3-5 hari
- Kloramfenikol 3x 500 mg/ hari selama 3-5 hari
- Metronidazol 3x 500 mg/ hari selama 5-7 hari
• Obat alternatif
- Antimotilitas 3x1 tab/ hari selam 1-2 hari
- Difenoksilan
- Loperamid
- Kodein HCl
- Antiemetik
- Metoklorpropamid
- Proklormazine
- Domperidor

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney

Manajemen kebidanan adalah metode pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khususnya dilakukan oleh bidan didalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

Dalam melaksanakan manajemen kebidanan ini menggunakan 7 langkah Varney yaitu :

2.3.1 Pengumpulan Data

Adalah : pengumpulan data lengkap untuk mengevaluasi pasien yaitu : memeriksa dengan memperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk penilaian secara sempurna dari klien.

A. Data Subyektif

a. Identitas / Biodata

§ Nama Pasien

Harus jelas dan lengkap untuk membedakan dengan pasien atau klien lain.

§ Umur (dalam tahun)

Lebih jelas tanggal lahir, untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan. Pada kasus post date umur tidak mempengaruhi.

§ Alamat

Untuk mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga kemungkinan bila ada pasien yang bernama sama, juga untuk keperluan bila mengadakan kunjungan rumah.

§ Kebangsaan

Untuk mengadakan statistik kelahiran dan bisa juga untuk menentukan prognosa persalinan dengan melihat keadaan panggul.

§ Pendidikan

Hal ini penting berkenaan dengan penyimpangan mutasi yang diberikan oleh petugas dapat diterima sesuai dengan tingkat pengetahuan.

§ Pekerjaan

Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi pasien agar nasehat kita sesuai dengan tingkat pengetahuan.

§ Agama

Untuk mengetahui agama klien agar lebih mudah mengetahui masalahnya.

§ Perkawinan

Untuk mengetahui berapa lama menikah, dan berapa kali menikah.

b. Keluhan Utama

Pasien mengatakan amenorhoe, merasakan gerakan anak, apakah pasien datang untuk memeriksakan kehamilan, apa ada keluhan-keluhan lain pada kehamilan trimester I, trimester II dan trimester III. Pada pemeriksaan ibu hamil dengan post date usia kehamilannya lebih dari 42 minggu.

c. Riwayat Menstruasi

Anamnese hard memberikan kesan pada pasien tentang faal alat kandungan, hard terakhir, teratur tidaknya haid dan siklusnya yang digunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinannya.

d. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Ditanyakan apakah pasien sudah pernah hamil, hamil yang ke berapa, keluhan saat kehamilan.

No

Suami

UK

Jenis Persl

Penol

BB/PB

Jns Kel.

H/M

Meneteki

e. Riwayat Kehamilan Sekarang

Berapa umur kehamilan sekarang, kapan mulai merasakan gerak anak, berapa kali pasien periksa hamil, apakah sudah mendapat suntik TT sebelum menikah, suntik TT hamil.

Adakah keluhan-keluhan pada kehamilan :

f. Riwayat Kesehatan

- Riwayat penyakit yang pernah diderita

Apakah klien menderita penyakit hipertensi, jantung, DM, asma, ataupun hamil lewat bulan dan lain-lain.

- Riwayat penyakit keluarga

Apakah keluarga ada yang mempunyai penyakit menurun, DM, asma, hipertensi dan lain-lain.

- Perilaku kesehatan

Apakah klien mempunyai kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol, memakai obat-obatan terlarang, mengkonsumsi jamu tradisional, sebelum hamil maupun selama hamil.

g. Riwayat Psikososial

Apakah kehamilan ini direncanakan, dan apa harapan keluarga selama kehamilan ini, siapa yang diharapkan sebagai penolong persalinan, bagaimana keadaan pasien menghadapi kehamilan ini.

h. Pola Kehidupan Sehari-hari

Bagaimana pola istirahat sehari-hari pasien, bagaimana nutrisi sebelum dan sesudah hamil, bagaimana frekuensi BAK/BAB dan bagaimana konsistensinya, bagaimana kebersihannya dan lain-lain.

B. Data Obyektif

Data yang terdapat pada primigravida, kehamilan trimester II

a. Pemeriksaan umum

· Kesadaran : Composmentis

· Keadaan umum : Baik / lemas

· TB/BB : Apakah kurang dari 147 cm / lebih

· TTV : Cenderung normal

T : 120/80 mmHg

Suhu : 36-370C

Nadi : 80-90 x/mnt

b. Pemeriksaan obstetrik

· Distonsia Cristarum : Jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan kanan (23–26 cm)

· Distonsia Cristarum : Jarak yang terjauh antara crista iliaka kanan dan kiri (26-29 cm)

· Boudelogue : Jarak antara pinggir atas sympisis dan ujung prosesus sampai ruas tulang lumbal ke V (11 – 20 cm)

· Lingkar panggul : Dari pinggir atas sympisis ke pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama dipihak yang lain (80 – 90 cm)

c. Pemeriksaan Kebidanan

1. Inspeksi

a. Kepala

Bagaimana keadaan kulit kepala, pertumbuhan rambut, warna rambut dan lain-lain.

b. Muka

Cloasma gravidarum ada atau tidak, oedema atau tidak.

c. Mata

Conjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterus atau tidak, mata juling atau tidak.

d. Hidung

Ada polip atau tidak, kotor atau tidak, ada benjolan atau tidak.

e. Telinga

Simetris atau tidak, ada serumen atau tidak, fungsi pendengarannya bagaimana, ada benjolan atau kelainan lain pada vagina.

f. Mulut dan Gigi

Pada mulut stamatitis, kering atau tidak, adakah ragaden, adakah labio palato skisis, geneto scisis pada gigi, adakah gigi palsu, bagaimana keadaan lidah bersih atau kotor, tonsil membesar atau tidak.

g. Leher

Apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe atau struma.

h. Payudara

Bentuknya simetris atau tidak, puting menonjol atau tidak, hiperpigmentasi (gareolanya) atas tidak, pengeluaran colostrum sudah ada belum.

i. Perut

Adakah hiperpigmentasi, strie, linea, luka parut.

j. Vulva

Perubahan warnanya, kebersihan vulva, adakah keluaran floor albus atau darah, apakah terdapat varices atau tidak.

k. Anus

Hemoroid atau tidak.

l. Ekstremitas atas dan bawah

Apakah ada varices atau oedem.

2. Palpasi

a. Leher

Adakah pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran veno jugularis dan kelenjar limfe.

b. Mamae

Apakah adakah benjolan kolostrum sudah keluar atau belum.

c. Perut

· Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan untuk mengetahui usia kehamilan pada letak kepala pada fundus uteri ditemukan adanya bagian besar teraba, bulai besar keras dan melenting pada letak bokong pada fundus uteri akan teraba lunak kurang bundar dan kurang melenting.

· Leopold II

Untuk menentukan letak punggung janin, punggung janin teraba sebagai tahanan yang lebih keras dan memanjang dari atas ke bawah, sedangkan disisi lainnya dapat teraba bagian-bagian kecil janin.

· Leopold III

Untuk menentukan bagian terendah janin pada letak kepala didapatkan bagian yang teraba dibawah teraba besar, keras, bulat, melenting dan mudah digerakkan.

· Leopold IV

Untuk menentukan bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul apa belum, dan sudah berapa bagian yang masuk.

Ket : Pada kasus post date bila terjadi oligohidramnion palpasi teraba jelas.

d. Tungkai

Adakah oedem di kaki, adakah varices.

3. Auskultasi

Cartonen terdengar jelas di sebelah kanan / kiri, sedikit dibawah atau diatas pusat.

Bila terjadi distres janin Djj lebih dari 160x/mnt N = 120-160

4. Perkusi

Apakah reflek patella positif atau negatif kanan dan kiri bila reflek negatif pada hypovitaminosis B1.

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Ultrasonograf (USG)

Untuk mengetahui tafsiran, ukuran dan berat janin juga keadaan janin. Pada kasus post date ketuban biasanya oligohidramnion, placenta terjadi maserasi.

2.3.2 Interpretasi Data

Interpretasi data ini meliputi diagnosa masalah dan kebutuhan yang berasal dari data dasar interpretasi data menjadi masalah atau diagnosa yang diidentifikasikan secara spesifik, masalah biasanya dihubungkan dengan bagaimana cara pasien menerima pernyataan mengenai diagnosanya melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan data-data yang terkumpul diagnosa masalah dan kebutuhan ibu hamil tergantung hasil pengkajian terhadap ibu.

2.3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi. Pada kasus post date terjadi gawat janin.

2.3.4 Identifikasi Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera yang sifatnya berkesinambungan dari proses pelaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, namun juga waktu kita bersama pasien. Data-data baru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi, supaya bila ada situasi yang gawat bidan bisa bertindak segera baik itu kolaborasi atau konsultasi dengan tenaga kesehatan lainnya.pada kasus post date tindakan segera dilakukan terminasi.

2.3.5 Intervensi

Perencanaan tindakan kebidanan merupakan langkah lanjutan setelah diagnosa kebidanan ditegakkan didalam perencanaan mencakup tujuan langkah-langkah yang akan dilakukan serta rasional tindakan untuk memecahkan masalah pasien dan kriteria yang dicapai dengan demikian tindakan-tindakan kebidanan yang dilakukan oleh seorang bidan dapat dipertanggung jawabkan karena berdasarkan metode ilmiah.

2.3.6 Implementasi atau Pelaksanaan

Merupakan penyelesaian suatu rencana kebidanan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. Dalam langkah ini bidan melakukan secara mandiri, kolaborasi, maupun rujukan selama melakukan tindakan, bidan mengawasi dan memonitor kemajuan kesehatan klien. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu singkat, efektif, hemat dan berkualitas, pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan kebidanan.

2.3.7 Evaluasi

Adalah tujuan pengukuran antara keberhasilan dan rencana tindakan. Tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan sesuai kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan evaluasi.

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Anamnesa tanggal : 01-02-2011 Jam : 14.10 WIB Oleh: CHUSNUL C.

3.1.1 Data Subyektif

1. Identitas

Nama pasien : Ny “K Nama suami : Tn “S

Umur : 33 th Umur : 35 th

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : nelayan

Alamat :sumberejo Alamat :Dsn Sumberejo

No. reg : 00.06.66

2. Alasan kunjungan

Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang kedua dengan usia kehamilan 9 bulan . Ibu merasakan perutnya kenceng-kenceng. serta BAB sering dan cair semalaman

3. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 th Bau : Amis

Siklus : 28-30 th Dismenorhoe : Ya

Lama : 6 – 7 hari Flour Albus : Sebelum menstruasi

Warna : Merah HPHT : 21-04-2010

Konsistensi : Encer TP : 28-01-2011

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No

Suami Ke

Uk

Jns pers

Penol

penyulit

Jns kelamin

BB/PB

H/M

meneteki

KB

1

1

9 bln

SPT B

Bidan

2500

H/8 thn

2 tahun

Suntik 3 bulan

2

Hamil ini

1

5. Riwayat kehamilan ini

Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dengan usia kehamilan 9 bulan lebih. Ibu merasakan gerak anak pada usia kehamilan 5 bulan di BPS selama kunjungan 4 kali. Ibu sudah mendapatkan suntik TT 2 kali

Trimester I

Trimester II

Trimester III

Keluhan

Malas makan dan mual muntah

Tidak ada keluhan

Nyeri punggung dan sering kencing

Health educatian

Istirahat, makan sedikit tapi sering, tidak boleh melakukan hubungan seks karena dapat mengakibatkan keguguran

Istirahat, memberitahu enam tanda bahaya kehamilan yaitu: pandangan mata kabur, nyeri kepala hebat, nyeri epigastrium, gerakan janin berkurang, odema seluruh tubuh, perdarahan.

Istirahat dan persiapan persalina

Terapi

Etabion 1x1 malam

Novakal 1x1 pagi

Etabion 1x1 malam

Novakal 1x1 pagi

Etabion 1x1 malam

Novakal1x1 pagi

6. Riwayat kesehatan

6.1 riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita

Ibu mengatakan sedang menderita asma sejak dulu.

6.2 Riwayat penyakit keluarga atau keturunan

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis, menular, menahun, bawaan, dalam keluarga tidak da keturunan kembar baik dari ibu maupun suami.

6.3 Perilaku kesehatan

Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum-minuman berakohol dan tidak minum jamu serta tidak memelihara binatang peliharaan

7. Riwayat psikososial

a. Hubungan ibu dengan suami baik

b. Hubungan ibu dengan anggota keluarga yang lain baik

c. Hubungan ibu dengan tetangga baik

8. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

N0

Pola kehidupan sehari hari

Sebelum hamil

Selama hamil

1.

Pola nutrisi

Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk, dan sayur. Kadang ada buah dan minum ± 7-8 gelas perhari

Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk, sayur, dan susu terkadang juga buah, minum ± 7-8 gelas perhari

2

Pola Eliminasi

Ibu mengatakan BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek dan BAK 4-5x/hari

Ibu mengatakan BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek dan BAK 6-7x/hari

3

Pola istirahat

Ibu mengatakan bahwa jarang tidur siang dan tidur malam kurang lebih 8 jam

Ibu mengatakan bahwa selama hamil di sempatkan untuk tidur siang dan untuk tidur malam kurang lebih 8 jam

4

Pola aktivitas

Ibu mengatakan bahwa aktivitas sehari-harinya yaitu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti menyapu memasak, mencuci, dll

Ibu mengatakan selama hamil juga masih melakukan pekerjaan rumah tangga, tetapi sedikit dikurangi.

3.1.2 Data Obyektif

B. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : lemah

Kesadaran : Composmentis

BB/TB : 55 kg / 150 cm

TTV

Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 84x/mnt

Suhu : 365 0C

Respirasi : 28 x/mnt

C. Pemeriksaan Obstetrik

Distansia spinarum : tidak dikaji

Distansia cristarum : tidak dikaji

Bodenlouque : tidak dikaji

Lingkar panggul : tidak dikaji

D. Pemeriksaan fisik

Ø Inspeksi

Rambut : Bersih, tidak berketombe dan tidak rontok

Muka : Tidak pucat, tidak odema, tidak ada chloasma gravidarum

Mata :

Konjungtiva : pucat,

Sclera :putih,

Mulut :

Gigi : tidak ada karies

Bibir :kering

stomatitis : tidak ada

Leher : Pembesaran kelenjar tyroid tidak ada

Pembesaran kelenjar limfe tidak ada

Dada : - Bentuk payudara : tegang dan simetris

- Puting susu : menonjol

- Areola : hiperpigmentasi

- Kelainan : tidak ada

Abdomen : - Bentuk membesar

- Strie lividae, linia nigra

- Bekas operasi tidak ada

Vulva : Odema : tidak ada

Varices : tidak ada

Pengeluaran : belum

Warna : hitam

Anus : - Hemoroid : tidak ada

- Kebersihan : bersih

Eksteremitas : Odema : tidak ada

Varices : tidak ada

Ø Palpasi

Leher : Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada

Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada

Payudara : Benjolan : tidak ada

Nyeri tekan : tidak

Pengeluaran : belum keluar air susu (-) / (-)

Abdomen

TFU :30 cm

Leopold I : TFU 2 jari bawah px

Bagian fundus uteri teraba bulat, lunak tidak ada lentingan (bokong)

Leopold II : Bagian kanan ibu teraba panjang, lebar ada tahanan seperti papan (puka), bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)

Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting (kepala)

Leopold IV : Kepala sudah masuk pintu atas panggul 1/5 bagian

Ø Auskultasi

Cortoner : terdengar, teratur, 11, 12, 11 (136x/mnt)

Ø Perkusi

Reflek patella kanan, kiri Å / Å

E. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : darah - Hb : tidak dikaji

Urine - Albumin : tidak dikaji

- Reduksi : tidak dikaji

USG : tidak dikaji

E. Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan

Hasil pemeriksaan

Pembukaan

Effacement

Ketuban

Denominator

Presentasi

Hodge

1 cm

10%

Positif

UUK

Kepala

HI

3.2 Interpretasi Data

Tanggal : 31 – 01 - 2011 Jam : 14.25 WIB

Diagnosa : GIIP10001 UK 40 – 42 minggu, hidup, tunggal, letkep U, puka. intra uterin, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu lemah dan bayi baik inpartu kala 1 fase laten dengan gastroenteritis.

Data dasar

Data S : Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dengan usia kehamilan 9 bulan lebih. Ibu merasakan kenceng-kenceng sedikit dan jarang pada perutnya mulai jam 07.00 wib tanggal 31 - 01 – 2011 serta BAb sering dan cair semalaman.

Data O : Keadaan umum ibu : lemas

Kesadaran : baik Pemeriksaan TTV

Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/mnt

Suhu : 365 0C

Respirasi : 28 x/mnt

TFU : 29 cm

Leopold I : pertengahan px - pusat

Bagian fundus uteri teraba bulat, lunak tidak ada lentingan (bokong)

Leopold II : Bagian kanan ibu teraba panjang, lebar ada tahanan seperti papan (puka), bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)

Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting (kepala)

Leopold IV : Kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5 bagian

VT Æ 1 cm, Eff 10%, Ketuban Å , Denominator UUK ,Press kepala,H1

Masalah : Cemas dengan proses persalinan

Kebutuhan : - Berikan penjelasan pada ibu tentang keadaan kehamilannya

- Berikan suport / dorongan pada ibu

- Berikan penjelasan tentang proses persalinan

- Berikan rehidrasi

3.3 Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial :

Ibu : Dehidrasi berat

Bayi : Asfiksia

3.4 Tindakan Segera

- Memberikan penjelasan terhadap klien tentang kehamilan dan proses persalinan

- Kolaborasi dengan dokter S.PoG

Tx : infus RL ½ flesh grojog, ½ sisanya 20 tpm

Inj. Cefriaxon 1 gr i.v (skin test)

Inj. Dexa 4@/iv

CTC ¼ po terjadwal 4x

3.5 Intervensi

Diagnosa :GII P10001 UK 40 - 42 minggu, hidup,tunggal, letkep U ,puka, intra uterin, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu lemah dan bayi baik inpartu kala 1 fase laten dengan gastroenteritis.

Tujuan :Setelah diberikan asuhan kebidanan diharapkan persalinan dapat berjalan dengan baik dan gastroenteritis dapat teratasi

Kriteria :Ibu dapat melahirkan anaknya dengan selamat

Keadaan umum baik

TTV dalam batas normal

Bayi lahir, menangis spontan, A-S 8-9

Tidak terjadi komplikasi

Tgl/Jam

Intervensi

Rasional

19-11-07

14.45

Jalin komunikasi terapeutik

Jelaskan tentang hasil pemeriksaan

Observasi CHPB

DJJ: 1 jam

His : 1 jam

Pembukaan : 4 jam

Berikan rehidrasi perinfus

Berikan HE tentang :

Nutrisi

Eliminasi

Relaksasi

Motivasi

Personal hygiene

Berikan posisi nyaman

Kolaborasi dengan dokter S,PoG

untuk menjalin hubungan baik dan memudahkan dalam pemberian asuhan. dan menumbuhkan sifat kooperatif dengan pasien

Ibu menetahui kadaan diirnya

Mengetahui kemajuan persalinan

Mengembalikan cairan tubuh yang hilang.

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu

Memberikan kenyamanan pada ibu

Memberikan kenyamanan pada ibu

meningkatkan fungsi dependen

3.6 Implementasi

Tgl/Jam

Implementasi

TTD

31-01-11

14.30

Menjalin komunikasi terapeutik

Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan

Melakukan observasi CHPB

Memberikan rehidrasi perinfus

Memberikan HE tentang:

Menganjurkan ibu untuk makan dan minum Mengajurkan ibu untuk BAK jika kandung kemih terasa penuh

Menjaga kebersihan ibu

Memberikan dukungan pada ibu

Mengajarkan cara relaksasi

Memberikan posisi nyaman

Kolaborasi dengan Dokter S,PoG

Tx : infus RL ½ flesh grojog, ½ sisanya 20 tpm

Inj. Cefriaxon 1 gr i.v (skin test)

Inj. Dexa 4@/iv

CTC ¼ po terjadwal 4x

Lembar observasi

Tgl /jam

TD

Suhu

Nadi

Rr

Keterangan

31-1-2011 /15.00

19.00

130/90 mmhg

120/80mmhg

36

36

84

80

20

20

His: Å

jarang Djj: 140x/ menit

Vt1 jari Eff:10%

Ket: ÅInf RL grojog ½ flesh

½ fles sisanya 20 tpm( konsul Dr utami S,PoG)

Vt: 1 jari eff:10% ket: Å

pres kepala His: jarang djj:136X/menit turgor kulit membaik

Pasien minta SC

3.7 Evaluasi

Tanggal : 31-01-2011 Jam : 14.30 WIB

S : Ibu mengatakan belum ada keinginan untuk meneran, dan sudah tidak BAB lagi, ibu sudah jelas dengan penjelasan bidan.

O : pada pemeriksaan VT pembukaan 1 cm, effacement 10%, ketuban Å, presentasi kepala HI

A : GIIP10001 UK 40 minggu, hidup, tunggal, letkep,U, puka intra uterin, keadaaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan bayi baik inpartu kala 1 fase laten dengan gastroenteritis.

P : - berikan HE tentang: Observasi CHPB

Kolaborasi dengan dokter S,PoG pro SC

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny “K” GIIP10001 UK 40 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroentritis di Ruang VK bersalin RSNU tuban, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ibu inpartu kala 1 fase laten dengan gastroenteritis dapat teratasi. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri). Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah.

4.2 Saran

Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan dapat mengembangkan antara teori dan praktek dalam menerapkan dan melaksanakan asuhan kebidanan.

Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan lebih memperbanyak buku-buku yang berhubungan dengan kehamilan, dan Persalinan.

Bagi Lahan Praktek

Diharapkan dengan dibuatnya Ashuan kebidanan ini agar mutu pelayanan dapat lebih maju maka kiranya memfungsikan sarana dan prasarana yang terdiri di tempat pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI : Buku Acuan Persalinan Normal, Jakarta, 2004

Masjoer Arif, Dkk 2000, Kapita selekta kedokteran . Jakarta : medika Aesculapius

Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta. EGC

Prawirohardjo Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal YBP-SP. Jakarta

Saifudin, Abdul Bari. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP,

0 comments: